Aum

Dekumen untuk umum, Om A no bhadraah kratavo yantu visvato ( Semoga pikiran baik datang dari segala penjuru) OM SWAHA

5 pesan rahasia bagi kita semua manusia, di balik kemunculan coronavirus.




PESAN RAHASIA CORONAVIRUS
Penulis : I Nyoman Kurniawan

Sesungguhnya, di balik apapun yang terjadi di dalam hidup kita, semuanya membawa pesan dan tujuan spiritual. Apalagi di balik sebuah kejadian “sangat besar” yang mempengaruhi hidup seluruh manusia yang ada di dunia ini, hal itu PASTI membawa pesan dan tujuan spiritual bagi semua manusia. 

Coronavirus bukanlah musibah dan bencana besar bagi manusia, melainkan kekuatan sangat hebat untuk mengembalikan manusia ke jalur yang tepat. 

Berikut ini adalah 5 pesan rahasia bagi kita semua manusia, di balik kemunculan coronavirus. 

== LIMA PESAN RAHASIA CORONAVIRUS ==

[1]. Untuk mengingatkan kita manusia, agar kita mulai mencari kebahagiaan dan kedamaian sejati di dalam diri.

Sebagian manusia di jaman ini sangat haus dan lapar mencari kebahagiaan diluar. Salah satu bukti nyata hal ini adalah, ketika aktivitas miliaran manusia di seluruh dunia dipaksa terhenti karena wabah coronavirus, banyak orang yang tidak bisa tahan terlalu lama tinggal di rumah.

Coronavirus sudah membuktikan pada kita, bahwa kebahagiaan diluar bersifat sementara. Restoran, mall, tempat nongkrong, bioskop, kehidupan sosial, dsb-nya, semuanya seketika bisa lenyap. Wabah coronavirus sesungguhnya sedang mengajarkan kita belajar menjauh dari semua itu, untuk kita sedang diingatkan kembali, bahwa betapa selama ini kita sudah mengabaikan kebahagiaan dan kedamaian sejati di dalam diri.

Pada masa krisis coronavirus disaat ini, adalah waktu yang sangat baik untuk mulai belajar menggali kedamaian sejati di dalam diri. Dengan cara kita belajar sabar dan ikhlas. Jangan takut ataupun panik. Yakinlah bahwa kejadian-kejadian dalam hidup hanyalah siklus yang berputar, laksana perputaran siang dan malam, semua pasti akan berlalu. Yakinlah bahwa setelah melewati kesengsaraan, kemudian akan muncul kebahagiaan dan kedamaian. Yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Masa krisis coronavirus ini sedang mengingatkan kita kembali tentang adanya MANAH SHANTI, kebahagiaan dan kedamaian sejati di dalam diri, yang merupakan kenyataan sejati di dalam diri kita semua manusia.

Agar kita dapat menyadarinya kembali, mulailah tekun mempraktekkan meditasi, belajar bersyukur dan berkecukupan, belajar keikhlasan dan kerelaan diri, belajar memaafkan, banyak melakukan kebaikan, tekun menjaga diri agar tidak menyakiti, tekun menjaga diri agar tidak melakukan kejahatan, dst-nya, maka kebahagiaan dan kedamaian sejati di dalam diri kita akan mekar bercahaya dengan sangat indah.

[2]. Untuk mengingatkan kita manusia, agar tidak serakah [lobha] dan selalu murah hati pada mahluk lain.

Sebagian manusia di jaman ini demikian bernafsu untuk menumpuk dan mengumpulkan harta kekayaan, atau mengejar hal-hal duniawi lainnya, untuk kemudian menjadi mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan kehidupan orang-orang lain.

Di masa-masa krisis wabah coronavirus ini kita sedang diingatkan kembali, bahwa hal pokok yang kita perlukan sesungguhnya hanyalah makanan, minuman, rumah dan juga obat. Bukan kemewahan dan kekayaan berlimpah. Menumpuk harta kekayaan dan kemewahan hanya sifat lobha [keserakahan dan ketidakpuasan] kita manusia saja.

Masa krisis coronavirus ini sedang mengingatkan kita kembali tentang sifat lobha kita manusia, bahwa kita terlalu banyak menumpuk dan mengumpulkan hal-hal yang sesungguhnya tidak penting dan tidak kekal. Sekaligus mengingatkan kita kembali hal sangat penting di dalam hidup, yaitu belajar bersyukur dan berkecukupan, serta tekun menolong dan membantu mereka yang sedang mengalami kekurangan dan kesulitan.

[3]. Untuk mengingatkan kita manusia, agar menyeimbangkan kehidupan duniawi dengan kehidupan spiritual.

Sebagian manusia di jaman ini sangat mengagungkan pencapaian luar, seperti jabatan, keterkenalan, kekuasaan, kemewahan, dsb-nya. Di masa-masa krisis wabah coronavirus ini kita sedang diingatkan kembali, bahwa sebesar apapun pencapaian luar kita, hal itu semua dapat terhenti seketika disebabkan hal sekecil virus. Coronavirus sudah membuktikan pada kita, bahwa pencapaian luar kita semuanya bisa lenyap dengan seketika.

Masa krisis coronavirus ini sedang mengingatkan kita kembali bahwa pencapaian luar bukanlah tugas hidup sejati kita, itu adalah sebatas pada hal-hal yang mungkin perlu kita lakukan di dalam hidup. Tapi hal itu bukan tugas hidup sejati yang harus kita lakukan di dalam hidup ini, yaitu melakukan praktek-praktek spiritual.

Dalam hidup ini kita wajib menyeimbangkan kehidupan duniawi dengan kehidupan spiritual. Paling minimal [mendasar] setidaknya dengan kita banyak-banyak melakukan kebaikan, tekun menjaga diri agar tidak menyakiti dan tidak melakukan kejahatan. Bagus sekali jika kita bisa memekarkan Kesadaran Atma di dalam diri yang penuh kedamaian dan belas kasih.

[4]. Untuk mengingatkan kita manusia, bahwa kita semuanya sama.

Sebagian manusia di jaman ini demikian tenggelam dalam avidya [kebodohan, ketidaktahuan] untuk saling mengkotakkan manusia. Misalnya [contoh], saya keturunan bangsawan kamu keturunan rakyat jelata, saya orang kaya kamu orang miskin, saya orang terkenal dan penting kamu orang tidak terkenal dan tidak penting, saya agama Buddha kamu agama Hindu, saya agama Islam kamu agama Kristen, saya orang Indonesia kamu orang China, saya orang baik kamu orang jahat, saya disayang Tuhan kamu dibenci Tuhan, dsb-nya. Ada banyak sekali cara avidya [kebodohan, ketidaktahuan] manusia untuk saling mengkotakkan dan menghina membedakan manusia. Pengkotakan kita adalah palsu, terbukti bahwa coronavirus ini tidak sama sekali tidak memeriksa identitas kita apapun. Di masa-masa krisis wabah coronavirus ini kita sedang diingatkan kembali, bahwa sesungguhnya kita semua manusia sama. 

Tidak peduli dengan keturunan, kekayaan, keterkenalan, jabatan, suku, ras, agama, dsb-nya, coronavirus ini memperlakukan kita semua dengan sama. Masa krisis coronavirus ini sedang mengingatkan kita kembali bahwa kita semuanya sama. Cara kita untuk saling mengkotakkan dan menghina membedakan manusia adalah sebuah kepalsuan dan avidya [kebodohan, ketidaktahuan].

[5]. Untuk mengingatkan kita manusia, bahwa seluruh keberadaan adalah satu dan saling terhubung.

Sebagian manusia di jaman ini, di dalam berbagai bidang : ekonomi, politik, agama, kekuasaan, kesenangan, dsb-nya, memiliki ego [ahamkara] dan ambisi yang tidak terkendali, sehingga untuk memenuhi ego dan ambisi tersebut tega melakukan eksploitasi atau penindasan pada sesama manusia, atau pada mahluk-mahluk lain, atau pada alam. Eksploitasi atau penindasan seperti ini pasti akan menimbulkan kekacauan kosmik.

Kita seringkali membuat garis lingkar keluarga kita terlalu kecil. Sesungguhnya keluarga kita adalah semua manusia, semua mahluk-mahluk lain dan keseluruhan alam ini.

Di masa-masa krisis wabah coronavirus ini kita sedang diingatkan kembali, bahwa sesungguhnya seluruh keberadaan, yaitu manusia, mahluk-mahluk lain dan alam semesta, semuanya satu manunggal dan saling terhubung erat. Suatu faktor yang mempengaruhi satu orang, akan berpengaruh pada orang-orang lain. Suatu faktor yang mempengaruhi keseimbangan alam di satu tempat, akan berpengaruh pada keseimbangan alam di tempat-tempat lainnya.

Jaman dahulu buku-buku suci menyatakan bahwa seluruh keberadaan adalah satu dan saling terhubung. Jaman sekarang hal ini sudah menjadi bahasan ilmiah dalam bidang ilmu fisika kuantum. Satu riak pada satu keberadaan, akan menimbulkan riak pada keberadaan lainnya. Tidak terpisahkan. Satu kekacauan kosmik pada satu keberadaan, akan menimbulkan kekacauan kosmik pada keberadaan lainnya.

Masa krisis coronavirus ini sedang mengingatkan kita kembali bahwa kita manusia tidak bisa hidup dengan egoisme [ahamkara], mementingkan diri sendiri. Jika kita ingin hidup kita dan keluarga kita sehat serta selamat, kita juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan mahluk-mahluk lain yang ada di bumi, serta memperhatikan kesehatan dan keseimbangan alam.

Belajar untuk tidak hanya memikirkan kebahagiaan diri kita sendiri saja, belajar untuk memikirkan kebahagiaan orang lain dan mahluk lain, serta belajar untuk menjaga keharmonisan dan keseimbangan alam.

== PANGGILAN EVOLUSI KESADARAN MANUSIA ==

Jika kita membaca sejarah, wabah penyakit mendunia sudah pernah terjadi berulang-ulang kali di dalam sejarah panjang manusia. Sesungguhnya hal itu bukanlah musibah dan bencana besar bagi manusia, melainkan kekuatan besar untuk mengembalikan manusia ke jalur yang tepat. Untuk mengingatkan kita akan pelajaran-pelajaran penting yang sudah kita lupakan, yang mau tidak mau harus dipahami oleh semua manusia, dari orang biasa sampai pemimpin negara. Terutama karena wabah penyakit mendunia akan bisa menjadi suatu awal yang indah, atau akan terus menjadi siklus berulang-ulang yang mengerikan, sangat tergantung pada kita manusia.

Saat ini bisa menjadi masa waktu perenungan dan pemahaman untuk belajar dari kesalahan kita, sehingga kemudian akan bisa menjadi suatu awal yang indah. Atau kita gagal memahaminya, untuk kemudian terus menjadi siklus berulang-ulang yang mengerikan, sampai kita manusia akhirnya dapat memahami apa yang seharusnya kita lakukan.

Coronavirus bukanlah virus biasa, terbukti bisa menghentikan seluruh kegiatan miliaran manusia di seluruh dunia. Jalan-jalan dan tempat umum sepi. Ini adalah kekuatan hebat yang membawa pesan spiritual mendalam, yaitu sedang memanggil kita semua manusia untuk berevolusi ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi.

Berevolusi dari tingkat kesadaran rendah, yaitu : takut, panik, marah, benci, mementingkan diri sendiri, serakah, tidak puas, dsb-nya, menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi, yaitu : kedamaian, bersyukur, belas kasih, kebaikan, dsb-nya, dimana belas kasih dan kebaikan disini tidak hanya sebatas kepada sesama manusia, tapi juga kepada mahluk-mahluk lain dan alam di sekitar.

Kita di Pulau Bali sangat kaya akan tuntunan menuju tingkat kesadaran yang tinggi.

Di Pulau Bali mahluk alam-alam bawah yang menakutkan tidak dibenci dan diserang, tapi dibuatkan rumah bernama penunggun karang dan diberikan persembahan makanan [segehan]. Hal ini bukan tentang manusia yang menyembah setan, tapi tentang belas kasih dan kebaikan yang sempurna [manusia yang kesadarannya telah berevolusi ke tingkat yang lebih tinggi].

Di Pulau Bali tahun baru dirayakan tidak dengan pesta dan perayaan [kebahagiaan diluar], tapi dengan keheningan kedamaian [kebahagiaan di dalam diri], serta mengistirahatkan alam dari campur tangan manusia. Sesuatu yang hanya bisa lahir dari manusia yang kesadarannya telah berevolusi ke tingkat yang lebih tinggi. Uniknya, untuk pertama kalinya dalam sejarah, di tahun ini seluruh dunia “dipaksa” untuk ikut merayakan Nyepi oleh wabah coronavirus.

Wabah coronavirus sesungguhnya muncul untuk memanggil kita semua manusia untuk berevolusi ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi, untuk mengingatkan kita semua manusia akan pelajaran-pelajaran penting yang sudah kita lupakan.

Jika kesadaran kita manusia masih tetap di tingkat yang rendah, maka bersiaplah dunia ini akan menjadi tempat mengerikan dan penuh kesengsaraan. Tapi jika kesadaran kita manusia bisa berevolusi ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi, maka dunia ini akan menjadi tempat yang indah dan penuh kedamaian.

Semoga semua mahluk bahagia bebas dari penderitaan πŸ™πŸŒ·πŸŒΊ
Semoga semua mahluk mekar dalam kedamaian πŸ™πŸŒ·πŸŒΊ
Semoga semua mahluk mengalami pencerahan sempurna πŸ™πŸŒΊπŸŒ·

#rumahdharma
Untuk ajaran dharma lebih mendalam [download e-Book ajaran dharma gratis] dan dharma dana di : tattwahindudharma.blogspot.com
Sumber: #rumahdharma
0 Komentar untuk "5 pesan rahasia bagi kita semua manusia, di balik kemunculan coronavirus. "

 
Copyright © 2014 Aum - All Rights Reserved
Template By Catatan Info